Jumat, 03 Oktober 2014

KONSEP, PRINSIP, DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
( KONSEP, PRINSIP, DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN )



DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

                 ANDI SYARI DEWI                                   SARINA UNDU         
              DESI PURNAMASARI                              SUNARTI         
              DESY RUSTIWATI. R                               VINA       
              ERNI                                                           WAHYUNI
          JUMRIANI                                                 WIDYA HARSUNI
              KURNIA ILAHI                                         YUPUTRI
          MERIANDANI                                           NURFADILLAH


AKADEMI KEBIDANAN PERSADA WAJO TAHUN AJARAN 2013/2014




KATA PENGANTAR

Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya beserta segala kemudahan, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep , Prinsip dan Lingkup Promosi Kesehatan” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca.
Dalam proses penyelesaian makalah ini, tim penulis banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini tim penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
1.     Yusda Seman ,S.ST  selaku dosen
2.     Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu penyusunan tugas ini
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Promosi kesehatan” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, tak ada gading yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Sengkang , April 2014


Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………  i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….  ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………  iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     
A.    Latar belakang……………………………………………………………………..  1
B.    Rumusan masalah…………………………………………………………………. 1
C.    Tujuan ……………………………………………………………………………..  2
BAB II KONSEP , PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
A.    Pengertian promosi kesehatan…………………………………………………….. 3
B.    Sejarah promosi kesehatan             ..........................................................................4                                                                                                             
C.    Tujuan promosi kesehatan……………………………............................................6                                                                                                                         
D.    Sasaran promosi kesehatan ……………………………………………………….. 6
E.     Prinsip-prinsip promosi kesehatan…………………………………………………8                                                                                                                                 
F.     Ruang lingkup promosi kesehatan………………………………………………… 9
G.    Strategi promosi kesehatan…...................................................................................11
H.    Metode promosi kesehatan…....................................................................................14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………………… 19
B.    Kritik dan saran……………………………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..   iv





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya. Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
Mengingat tugas kita sebagai tim medis adalah salah satunya memperkenalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Konsep ,Prinsip dan Lingkup Promosi Kesehatan”.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa pengertian promosi kesehatan ?                                                                   
2.     Bagaimana sejarah promosi kesehatan ?                                                             
3.     Apa tujuan promosi kesehatan ?
4.     Apa sasaran promosi kesehatan ?
5.     Apa prinsip-prinsip promosi kesehatan ?
6.     Apa ruang lingkup promosi kesehatan ?
7.     Apa strategi promosi kesehatan ?
8.     Apa metode promosi kesehatan ?

C.    TUJUAN
1.     Untuk pengertian promosi kesehatan                                                                   
2.     Untuk sejarah promosi kesehatan                                                                        
3.     Untuk tujuan promosi kesehatan
4.     Untuk sasaran promosi kesehatan
5.     Untuk prinsip-prinsip promosi kesehatan
6.     Untuk ruang lingkup promosi kesehatan
7.     Untuk strategi promosi kesehatan
8.     Untuk metode promosi kesehatan










BAB II
KONSEP , PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

A.  PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

1.     WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

2.     Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.


3.     Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa “Health Promotion is the process of enabling people to control over and improve their health”. To reach a state of complete physical, mental and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
4.     Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia 1997), sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring about ‘change’ within people, organization, communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu dinegara itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut naik kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan sebagainya.

5.     Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

B.  SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.
1.     Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
a.      Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
1)     Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
2)     Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
b.     Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
1)     Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2)     Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3)     Munculnya Posyandu
4)     Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)

2.     Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
a.      Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,  munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
1)     Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);
2)     Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment);
3)     Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan
4)     Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
b.     Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
1)     Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
2)     Mendukung kesehatan wanita;
3)     Makanan dan gizi;
4)     Rokok dan alkohol; dan
5)     Menciptakan lingkungan sehat.
c.      Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia  (1991). Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
1)     Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
2)     Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;
3)     Membangun aliansi; dan
4)     Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
d.     Promosi Kesehatan abad 21 adalah :  Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

C.    TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
1)     Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2)     Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a.      Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.

b.     Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.

c.      Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan

3)     SASARAN PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat , maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun demikian , dikarenakan keterbatasan sumber daya yang ada , akan tidak efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat . Oleh sebab itu , perlu dilakukan penahapan sasaran promosi kesehatan . sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :

a.      Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat .

b.     Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitamya. Di samping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejaian dengan strategi dukungan sosial (social support).

c.      Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy) kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.

Ada sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:
1.     Perorangan/ Keluarga
a)     Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui media massa).
b)     Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c)     Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d)     Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kesehatan.

2.     Masyarakat/ Lsm
a)     Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya kesehatan.
b)     Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.

3.     Lembaga Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta
a)     Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
b)     Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.

4.     Petugas Program/ Institusi
a)     Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program
b)     Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.

4)     PRINSIP-PRINSIP  PROMOSI KESEHATAN
Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :

1.     Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2.     Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
3.     Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4.     Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.
5.     Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau organisasi.
6.     Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7.     Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan  menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai berikut:

1.     Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2.     Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3.     Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4.     Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5.     Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
6.     Evaluasi harus dilakukan juga.
7.     Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8.     Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.

5)     RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1.     Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.
2.     Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3.     Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4.     Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5.     Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6.     Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

·       Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a.      dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b.     dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

·       Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
a.      promotif,
b.     preventif,
c.      kuratif, dan
d.     rehabilitatif.

·       Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a.      Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b.     Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua yaitu:
a.      Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b.     Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

·       Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.
Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a.      Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b.     Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c.      Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d.     Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e.      Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

·       Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.
Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.
a.      Promosi Kesehatan.
b.     Perlindungan khusus (specific protection).
c.      Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt          treatment).
d.     Pembatasan cacat (disability limitation)
e.      Rehabilitasi (rehabilitation).

6)     STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah sebagai berikut :

1.     Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan diperhatikan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.

2.     Lingkungan yang mendukung
Srategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku sehat masyarakat

3.     Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.

4.     Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk metode atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk massa

5.     Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.

Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :

a)     Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang  diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para pembuat keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk formal dan informal. Advokasi dalam bentuk  formal misalnya : penyajian presentasi, seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat terkait. Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan debat. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian, serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi kelanjutan kegiatan.

b)     Dukungan sosial ( Social Support )
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau pengembang kesehatan dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah : pelatihan bagi para tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana meningkat pengetahuannya tentang kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu.

c)     Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa : penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

7)     METODE PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu sehingga memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Metode adalah taktik untuk melakukan perubahan pada kelompok sasaran.
a.      Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara per¬orangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
1.     Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

2.     Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b.     Metoda Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
1)     Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a)     Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam pendidikan kesehatan tetapi merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:

Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
·       Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
·       Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.

Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
·       Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
·       Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
·       Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
·       Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
·       Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.

b)     Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

Seminar paling baik dipakai untuk pelatihan trainer atau profesi kesehatan lain, dimana pimpinan perlu mendapatkan umpan balik tentang proses belajar kelompok.
Metode seminar dianjurkan bila :
a.      Jumlah audien kecil
b.     Umpan balik penting
c.      Kelompok bersifat homogeny
d.     Keterbatasan ruang dan waktu
e.      Pelatihan professional
f.      Pimpinan seminar lebih tahu dibanding audiens

2)     Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:

a)     Diskusi Kelompok.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisapasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbuIkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mem¬punyai kebebasan dan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus mem¬berikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

b)     Curah Pendapat (Brain Strorming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam plipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta meneurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

a.      Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan at au masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan meneari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

b.     Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah ter¬sebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

c.      Role Play (Memainkan Peranan)
Main peran adalah memainkan suatu pengalaman dalam bentuk meniru perilaku. Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.



d.     Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Simulasi menyangkut proses yang menampilkan pengalaman sehari-hari dan dapat berupa permainan, dramatisasi, main peran, studi kasus atau menirukan pengalaman sebenarnya. Didalam simulasi ketua kelompok harus siap dan tahu maksud dari proses ini serta siap dengan semua pertanyaan dan situasi. Barrows, (1971) mengungkapkan bahwa simulasi paling sesuai untuk meningkatkan motivasi dan mempengaruhi sikap kelompok dengan kemampuan yang beragam.

3)     Metode promosi kesehatan massa
Metode promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena itu sasaran sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Adapun tujuan dari promosi kesehatan :
1.     Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2.     Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

B.    KRITIK DAN SARAN
Dari makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui tentang Konsep , Prinsip dan lingkup promosi kesehatan.








DAFTAR PUSTAKA

Eny Retna Ambarwati, Konsep Dan Prinsip Promosi Kesehatan , Selasa, 23 Maret 2010
Erwinmuhtaruddin , Promkes 1 Sejarah Promosi kesehatan, selasa 26 oktober 2010
Ardi Kaudis , Sejarah Promosi Kesehatan, rabu, 25 september 2013
Anjar richaro,Pengertian Promkes Dan Sejarahnya , senin 4 maret 2013
Muhammadidris1970 , Konsep Dan Prinsip Promosi Kesehatan  ,  11 april 2010
Okti okta viani , Makalah Promosi Kesehatan , rabu 8 mei 2013
Dans, Promosi Kesehatan, Jumat, 23 November 2012
Trans info media, Promkes untuk kebidanan Halaman 124-125 , jakarta 2009
http://penerbitsalemba.com/v2/product/view/731

1 komentar:

  1. Terimakasih tulisannya mengenai konsep, prinsip dan lingkup promosi kesehatan. Silakan kujungi tulisan kami tentang Pengertian dan Tujuan Promosi Kesehatan

    BalasHapus