MAKALAH
PROMOSI KESEHATAN
( KONSEP, PRINSIP, DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN )
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK I
ANDI SYARI DEWI SARINA
UNDU
DESI PURNAMASARI SUNARTI
DESY
RUSTIWATI. R VINA
ERNI WAHYUNI
JUMRIANI WIDYA
HARSUNI
KURNIA ILAHI YUPUTRI
MERIANDANI NURFADILLAH
AKADEMI
KEBIDANAN PERSADA WAJO TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya beserta
segala kemudahan, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep , Prinsip dan Lingkup Promosi Kesehatan” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat
bagi semua pembaca.
Dalam proses penyelesaian makalah ini, tim penulis
banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada
kesempatan ini tim penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
1.
Yusda Seman ,S.ST selaku dosen
2.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
ikut membantu penyusunan tugas ini
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Promosi kesehatan” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah penuh
dengan kekurangan, tak ada gading yang
tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh
harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi
pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.
Sengkang , April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang…………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan
masalah…………………………………………………………………. 1
C. Tujuan
…………………………………………………………………………….. 2
BAB II KONSEP , PRINSIP
DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian
promosi kesehatan…………………………………………………….. 3
B. Sejarah
promosi kesehatan
..........................................................................4
C. Tujuan
promosi kesehatan……………………………............................................6
D. Sasaran
promosi kesehatan ……………………………………………………….. 6
E. Prinsip-prinsip
promosi kesehatan…………………………………………………8
F. Ruang
lingkup promosi kesehatan………………………………………………… 9
G. Strategi
promosi kesehatan…...................................................................................11
H. Metode
promosi kesehatan…....................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 19
B. Kritik
dan saran……………………………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kesehatan
didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih
belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya.
Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini
berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I.
Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah
salah satunya dengan promosi kesehatan.
Promosi
kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip, metode,
media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan
perilaku masyarakat yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
Mengingat
tugas kita sebagai tim medis adalah salah satunya memperkenalkan bagaimana cara
hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas
tentang “Konsep ,Prinsip dan Lingkup Promosi Kesehatan”.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian promosi kesehatan ?
2. Bagaimana
sejarah promosi kesehatan ?
3. Apa
tujuan promosi kesehatan ?
4. Apa
sasaran promosi kesehatan ?
5. Apa
prinsip-prinsip promosi kesehatan ?
6. Apa
ruang lingkup promosi kesehatan ?
7. Apa
strategi promosi kesehatan ?
8. Apa
metode promosi kesehatan ?
C.
TUJUAN
1. Untuk
pengertian promosi kesehatan
2. Untuk
sejarah promosi kesehatan
3. Untuk
tujuan promosi kesehatan
4. Untuk
sasaran promosi kesehatan
5. Untuk
prinsip-prinsip promosi kesehatan
6. Untuk
ruang lingkup promosi kesehatan
7. Untuk
strategi promosi kesehatan
8. Untuk
metode promosi kesehatan
BAB
II
KONSEP
, PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
A. PENGERTIAN PROMOSI
KESEHATAN
1.
WHO (1984)
merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau
pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi
kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan
yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan
lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar
berperilaku sehat.
2.
Lawrence Green (1984),
merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
3.
Piagam Ottawa (Ottawa
Charter, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa “Health Promotion is the process
of enabling people to control over and improve their health”. To reach a state
of complete physical, mental and social well-being, an individual or group must
be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to cange or
cope with the environment. Hal tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi
kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini
mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
4.
Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Fundation – Australia 1997), sebagai berikut Health
Promotion is a program are design to bring about ‘change’ within people,
organization, communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang
menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within
people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti
perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan
lama. Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu
dinegara itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam
memperoleh pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah
kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut
naik kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar
merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan
sebagainya.
5.
Promosi Kesehatan merupakan upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran
dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
B. SEJARAH PROMOSI
KESEHATAN
Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan
Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai
salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan.
Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.
1. Era propaganda
dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas
Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah
Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban
sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh
menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini
kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan
di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit.
Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
a. Era
Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
1) Munculnya
istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
2) Ditetapkannya
Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
b. Era PKMD,
Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
1) Peran serta
dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2) Munculnya
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3) Munculnya
Posyandu
4) Penyuluhan
kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
2. Era Promosi
dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
a.
Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan
(Ottawa Charter, 1986) memuat 5
strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
1)
Mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);
2)
Menciptakan
lingkungan yang mendukung (supportive environment);
3)
Memperkuat
gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan
(personnal skills) ; dan
4) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
b. Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
1) Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
2)
Mendukung
kesehatan wanita;
3)
Makanan
dan gizi;
4)
Rokok dan
alkohol; dan
5) Menciptakan lingkungan sehat.
c. Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991). Konferensi ini mengemukakan 4 strategi
kunci, yakni:
1)
Memperkuat
advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
2)
Memberdayakan
masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui
pendidikan dan pemberdayaan;
3)
Membangun
aliansi; dan
4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah
masyarakat.
d. Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan
investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan,
Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan
infra struktur promosi kesehatan.
C.
TUJUAN
PROMOSI KESEHATAN
1) Memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2) Menciptakan
suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Green,1991
dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan
Program
Refleksi dari fase social dan
epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga
disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja
pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan
Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah,
contohnya :
cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan
Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai
dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek,
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja
tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi
kesehatan berjalan 6 bulan
3) SASARAN
PROMOSI KESEHATAN
Promosi
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat , maka sasaran
langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun demikian , dikarenakan
keterbatasan sumber daya yang ada , akan tidak efektif apabila upaya promosi
kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat . Oleh sebab itu , perlu dilakukan
penahapan sasaran promosi kesehatan . sasaran promosi kesehatan dibagi dalam
tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :
a. Sasaran
Primer (Primary Target)
Masyarakat
pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi
kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat .
b. Sasaran
Sekunder (Secondary Target)
Para
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat di sekitamya. Di samping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini
adalah sejaian dengan strategi dukungan sosial (social support).
c. Sasaran
Tersier (Tertiary Target)
Para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah
adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan Dengan kebijakan-kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat
umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran
tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy) kesehatan, maka sasaran
ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah
untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap
sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
Ada
sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:
1. Perorangan/
Keluarga
a) Memperoleh
informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui
media massa).
b) Mempunyai
pengetahuan dan kemauan untuk memlihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.
c) Mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
d) Berperan
serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) kesehatan.
2. Masyarakat/
Lsm
a) Menggalang
potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya kesehatan.
b) Bergotong
royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
3. Lembaga
Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta
a) Peduli
dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat.
b) Membuat
kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
4. Petugas
Program/ Institusi
a) Memasukkan
komponen promosi kesehatan dalam setiap program
b) Membuat
kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
4) PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
Dalam strategi global promosi kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :
1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu
cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar
atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu
dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu
memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari
dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu
memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu
bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu
memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam
jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada
sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan menurut
Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen puncak harus mendukung
secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program
tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini
pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan
pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan
prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5. Sumber daya setempat harus
dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan
inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang
intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue
serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau model yang
berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
5) RUANG
LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai
berikut :
1.
Promosi kesehatan mencakup
pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan.
2.
Promosi kesehatan mencakup
pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan
produk/jasa melalui kampanye.
3.
Promosi kesehatan adalah upaya
penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran
informasi.
4.
Promosi kesehatan merupakan upaya
peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
5.
Promosi kesehatan mencakup upaya
advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau
pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui
upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6.
Promosi kesehatan adalah juga
pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat
(community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan
masyarakat (community empowerment), dll.
·
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat
dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a.
dimensi aspek pelayanan
kesehatan, dan
b.
dimensi tatanan (setting) atau
tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
·
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek
Kesehatan.
Secara umum
bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
a.
promotif,
b.
preventif,
c.
kuratif, dan
d.
rehabilitatif.
·
Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang
sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua
yaitu:
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
·
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.
Ruang lingkup
promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
·
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat
Pelayanan.
Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari
Leavel and Clark.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).
6) STRATEGI
PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah
sebagai berikut :
1. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para
penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan
bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan
diperhatikan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung
Srategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum,
termasuk pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana
bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta
lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku sehat masyarakat
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah
para penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan
dalam memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan hanya sebagai penerima
pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan
kesehatan.
4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan
individu-individu dalam meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal
untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk
metode atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk massa
5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada
kegiatan namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.
Berdasarkan
rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global
dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :
a) Advokasi
(Advocacy)
Advokasi
adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para pembuat
keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi
advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau
pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk formal dan informal. Advokasi dalam
bentuk formal misalnya : penyajian
presentasi, seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat
terkait. Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau
dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan dengan
kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat dilakukan secara perseorangan
kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan debat. Sehingga
diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian, serta
pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi kelanjutan kegiatan.
b) Dukungan
sosial ( Social Support )
Dukungan
sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya dengan menggunakan tokoh
masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau pengembang kesehatan
dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang diberikan dalam stretegi
dukungan sosial ialah : pelatihan bagi para tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan
bagi para tokoh masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam pelayanan
kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana meningkat pengetahuannya tentang
kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu.
c) Pemberdayaan
Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan
adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada masyarakat. Pemberdayaan
ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi keperawatan dalam
pemberdayaan masyarakat adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini
dapat berupa : penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain
sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang berperan dalam
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
7) METODE
PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah
suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu sehingga memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih
baik diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Metode adalah taktik untuk melakukan perubahan pada kelompok sasaran.
a. Metode
Promosi Individual (Perorangan)
Dalam
promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus
toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu
hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara per¬orangan. Perorangan
di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,
tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar
digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka
perlu menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk
pendekatan ini, antara lain:
1. Bimbingan
dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini
kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi
oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
2. Interview
(wawancara)
Cara ini
sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam lagi.
b. Metoda
Promosi Kelompok
Dalam
memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
1) Kelompok
Besar
Yang dimaksud
kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan
seminar.
a) Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam pendidikan kesehatan tetapi merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:
Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam pendidikan kesehatan tetapi merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:
Persiapan
Ceramah yang
berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
·
Mempelajari materi
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau
skema.
·
Mempersiapkan alat-alat
bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem,
dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
·
Sikap dan penampilan
yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
·
Suara hendaknya cukup
keras dan jelas.
·
Pandangan harus tertuju
ke seluruh peserta ceramah.
·
Berdiri di depan (di
pertengahan), seyogianya tidak duduk.
·
Menggunakan alat-alat
bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b) Seminar
Metode ini hanya
cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar
adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
Seminar paling
baik dipakai untuk pelatihan trainer atau profesi kesehatan lain, dimana
pimpinan perlu mendapatkan umpan balik tentang proses belajar kelompok.
Metode
seminar dianjurkan bila :
a. Jumlah
audien kecil
b. Umpan
balik penting
c. Kelompok
bersifat homogeny
d. Keterbatasan
ruang dan waktu
e. Pelatihan
professional
f. Pimpinan
seminar lebih tahu dibanding audiens
2) Kelompok
Kecil
Apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
a) Diskusi
Kelompok.
Dalam diskusi
kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisapasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk
lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta
sehingga tidak menimbuIkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mem¬punyai
kebebasan dan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai
diskusi, pemimpin diskusi harus mem¬berikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.
Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara,
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b) Curah
Pendapat (Brain Strorming)
Metode ini
merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan
satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
plipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta meneurahkan pendapatnya,
tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
a. Bola
Salju (Snow Balling)
Kelompok
dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan at au masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
meneari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang
ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga
akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
b. Kelompok-kelompok
Kecil (Buzz Group)
Kelompok
langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain.
Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah ter¬sebut. Selanjutnya hasil dari
tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
c. Role
Play (Memainkan Peranan)
Main
peran adalah memainkan suatu pengalaman dalam bentuk meniru perilaku. Dalam
metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat atau bidan,
dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota
masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
d. Permainan
Simulasi (Simulation Game)
Metode
ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Simulasi
menyangkut proses yang menampilkan pengalaman sehari-hari dan dapat berupa
permainan, dramatisasi, main peran, studi kasus atau menirukan pengalaman
sebenarnya. Didalam simulasi ketua kelompok harus siap dan tahu maksud dari
proses ini serta siap dengan semua pertanyaan dan situasi. Barrows, (1971)
mengungkapkan bahwa simulasi paling sesuai untuk meningkatkan motivasi dan
mempengaruhi sikap kelompok dengan kemampuan yang beragam.
3) Metode
promosi kesehatan massa
Metode promosi
kesehatan secara massa dipakai untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan
demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena itu
sasaran sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Promosi Kesehatan merupakan upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran
dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Adapun tujuan dari promosi kesehatan :
1.
Memampukan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2.
Menciptakan suatu
keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
B. KRITIK DAN SARAN
Dari makalah ini penyusun menyadari masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya. Untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik dan
tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat
mengetahui tentang Konsep , Prinsip dan lingkup promosi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
ERA Blogger, Promosi Kesehatan,
September 2013
Erwinmuhtaruddin
, Promkes 1 Sejarah Promosi kesehatan,
selasa 26 oktober 2010
Ardi Kaudis , Sejarah Promosi Kesehatan, rabu, 25 september 2013
Anjar richaro,Pengertian
Promkes Dan Sejarahnya , senin 4 maret 2013
Muhammadidris1970 , Konsep Dan Prinsip Promosi Kesehatan , 11 april 2010
Dans,
Promosi Kesehatan, Jumat, 23 November
2012
http://penerbitsalemba.com/v2/product/view/731
Tidak ada komentar:
Posting Komentar